Selasa, 14 Juni 2016

Kota Lama baginya..bagiku Kota Baru. Kerena...

Ada kalanya kita harus keluar dari kurungan tembok beratapkan genteng untuk melihat dunia luar yang katanya orang-orang menakutkan. Mencoba hal-hal baru apa salahnya, selagi tidak merugikan orang lain dan diri sendiri. Merasakan dinginnya udara malam, panasnya matahari, dan lengketnya keringat serta bau badan sendiri semua itu adalah perpaduan yang pas bagi seseorang yang menyukai jalan kaki. Ternyata kaki ini sudah lama tidak beranjak keluar dari zona nyaman dan beralih menginjak zona bahaya. Dimana letak bahaya-nya? bahaya ketika perut sudah lapar, kaki pegal-pegal tapi tempat makan masih jauh disana..mana ini bulan puasa lagi. Ya sudah, nikmati saja.. :)
Tanggal 12 Juni 2016 saya bersama teman saya  (read: teman hidup) pergi menuju kota yang sangat terkenal dengan Lunpia nya. Hiyaaak..benar sekali! Kota Semarang. Kami berangkat dari Kauman, Salatiga pukul 11.45 waktu Kauman dan sekitarnya dengan menaiki bus arah Mangkang. Tentu saja kami tidak langsung mendapatkan bus, tapi kami sudah menunggu bus jurusan Mangkang dari pukul 10.45 dan baru mendapatkan bus pukul 11.45. Satu jam berdiri rasanya..biasa saja... (padahal....). Akhirnya kami sampai di Kebun Binatang Mangkang, lebih tepatnya di Semarang bagian barat yang barat banget pokoknya. Kami sampai disana pukul 13.00 waktu mangkang dan sekitarnya. Kami langsung menuju tempat pembelian karcis (5000rb hari libur ataupun biasa) dan langsung masuk kesana untuk melakukan ritual wajib kami dan kami sangat menikmati kseruan siang itu. Bagaimana tidak bahagia saat kami dipertemukan dengan saudara kami yang sangat jauh dan sudah sangat tua ha..ha..ha..
samidi lagi dikurung...


Perjalanan tidak hanya berhenti sampai di kebun binatang, kami langsung bergeser ke tempat sebelah yang tidak kalah hits dan seru. Kami berangkat dengan menaiki bus jurusan johar. Kami pikir dari mangkang menuju johar hanya membutuhkan kocek sebesar 10rb lah ya..ternyata 20rb. sudah naik atau sengaja dimahalin? ah gak papa lah, bulan puasa buat amal. Ternyata jarak yang ditempuh cukup jauh kalau menurut saya, tapi mungkin karena teman hidup saya ini sudah biasa bolak-balik rute yang kami lewati jadi ya dekat-dekat saja. Di bus, pacar saya tanya "laper ya? nanti makan di Johar saja ya. mau makan apa yang?", "makan apa aja lah mas, yang penting nasi", jawab saya. "weh..weh..orang Indonesia kalau ndak makan nasi ndak makan ya.." katanya dan kami pun tertawa. "eh di Johar situ, ada lunpia enak banget loh yang. mau nyoba?" katanya menawarkan, "ah pokoknya nasi mas, makan nasi dulu, coba yang lainnya nanti aja" jawabku. Sesampainya di Johar tepat didepan tenda yang jual lunpia, pacar saya menawarkan lagi "nah itu lunpia nya, mau coba ndak?" lalu dengan cepat saya menjawab "ayook". Ealah may..may..tadi bilang kudu makan nasi sekarang ayook. Ini kali pertama saya makan lunpia dan saya menyesal karena rasanya GAK ENAK tapi UENAK BUANGET. Saya dengan lahapnya menyantap 1 porsi lumpia dan sudah tidak terpikir untuk memotretnya dan mengunggahnya ke IG selain karena penasaran dengan rasanya dan lapar akut. Untung pacar saya sempat memoto dan mengabadikan lunpia nya...hehehe aku minta fotonya ya mas..
Lunpia1 porsi 10rb saja....

Setelah melahap lunpia sampai tidak tersisa, kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat sebelah yaitu kota lama Semarang. Dari tempat kami makan menuju kota lama tidaklah jauh, hanya 5 menit dengan berjalan kaki sembari menikmati kota Semarang di sore hari. Ini kali petama saya ke kota lama Semarang setelah 3 tahun tinggal di Salatiga ha..ha..ha. Gak gaul banget sih may..may.. selama ini kemana saja? Hello..... ya sudah lah ya...yang penting sekarang kan saya sudah tau tempat ini dan yang lebih penting lagi saya mengunjungi tempat ini bersama teman hidup saya..cie..cie.. Di jalan saya bertanya sama pacar saya "kota lamanya sebelah mana mas?", "ya ini kota lama may" jawab pacar saya. "Duh bodohnya" ujarku dalam hati. sudah jelas itu ada plang coklat besar tulisan "KAWASAN KOTA LAMA" masih saja tanya ha..ha..ha. Pertama kali menginjakkan kaki di tempat yang sangat baru itu rasanya  "biasa saja", karena sangking terkagumnya sama salah satu tempat wisata di Kota Semarang itu jadi "LUAR BIASA". Langit sore yang cerah bertabur cahaya matahari sore yang hendak menenggelamkan dirinya dibalik awan diganti dengan bintang-bintang dan cahaya rembulan..ah syahdu pokoknya. Kami pun menyusuri kota lama dan mengabadikannya dengan kamera kami masing-masing.
Salah satu bangunan tua kota lama "Kantor Pos"

Plang penunjuk arah
sok candid may..may..
Setelah puas mengabadikan bangunan-bangunan unik yang ada di kawasan tersebut, kami langsung melangkah lagi menuju sebuah tempat yang menjadi ikonnya kota Semarang. Hayo..siapa yang belum tahu? jangan bilang kalo pada belum tau tempat apa itu? Mosok belum tahu sih? Saya saja baru tahu 2 hari yang lalu loh ha..ha..ha. Sebuah bangunan Gereja besar bercat putih nan megah, gereja ini yang jadi ikon kota Semarang. Tepat disamping Gereja ada sebuah taman yang bersih dan sejuk.
Taman Sri Gunting

G P I B Immanuel
Setelah beberapa menit menikmati tempat tersebut dan menikmati kebersamaan kita sebagai sepasang pejalan kaki :D kami langsung melangkahkan kaki kami menuju toko tempat penjualan barang-barang antik jaman doloe. Tidak hanya patung-patung natik yang dijual, tapi alat pembayaran jaman doloe juga dijual. Kami mengunjungi satu per satu toko yang letaknya tidak jauh dari taman Sri Gunting, melihat-lihat koleksi toko-toko tersebut dan mengabadikannya.
ayo..dipilih..dipilih..cekrek!

yang baju merah jangan sampai lepas... :D
Hari semakin sore dan langitpun semakin gelap. Kami harus segera bersiap-siap untuk pulang ke Salatiga sebelum kepagian :D karena hari senin masuk sekolah. Sebelum pulang ke Salatiga, pacar saya mengajak saya ke suatu tempat yang saya pun belum pernah mengunjunginya. Ah..dusun sekali saya ini. Tempat-tempat hits seperti ini saja tidak tahu ha..ha..ha. Tidak apa-apa, lebih baik baru tahu sekarang dari pada tidak tahu sama sekali. Nama tempatnya adalah Polder Tawang. Tawang? hiyaak! Tawang namanya, karena letak poldernya di daerah Tawang atau lebih tepatnya di samping stasiun kereta Tawang. Kami akhirnya duduk-duduk disitu sembari menunggu adzan magrib untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Salatiga tentunya dengan menyegat bus terlebih dahulu :D



Terimakasih untuk waktu yang sudah diluangkan demi menemani dan mengajak saya yang ndusun ini jalan-jalan :D jangan kapok ya mas. Menjadi seorang traveller sejati itu tidak mudah, dan tidak se-enak yang dibayangkan. Harus cepat jalannya, harus tau waktu. Belum lagi kalau ketinggalan bus, sudah menunggu 5 jam melengos sedikit eh bablas deh bus nya, alhasil harus menunggu lagi 5 jam huhuhu. itu baru sebagian kecil saja, belum yang lain-lain. Intinya kalau kamu memang traveller sejati, ya harus tepat waktu dan bisa menikmati setiap perjalan yang ada. panas, dingin, gerah, keringatan, sumuk, debu..ya itu semua berkat yang patut kamu dapatkan sebagai seorang traveller. Dua lagi yang paling penting TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN dan TIDAK MERUSAK APAPUN YANG KAMU JUMPAI CUKUP MEMOTRET DAN MENGABADIKANNYA SAJA.
Semoga bermanfaat ya..

Pernikahan Beda Gereja

                  Menikah bukanlah impian bagi semua orang. Tapi bisa menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita adalah ...