Senin, 22 Agustus 2016

Akulah Lelakimu

Sewaktu aku kecil, aku selalu merengek dan menangis jika ayahku mau pergi. Entah itu pergi karena tugas diluar kota, pergi karena piket, pergi karena dinas, atau bahkan karena hal sepele yaitu pergi keluar bersama teman-temannya yang waktunya pun tidak lama hanya beberapa jam saja. Aku masih sangat ingat sekali, setiap ayahku sudah berpakaian rapi mau berangkat kerja aku yang masih berumur 2 tahun selalu menangis dan berkata "bapak gak boleh pelgi, bapak dilumah aja nemenin aku liyat belbi, nemenin aku bobok" dan masih banyak alasan lainnya yang aku ucapkan untuk menghentikan niat ayahku yang mau pergi kerja. Yang ada dipikiranku saat itu adalah kalau ayahku sudah keluar rumah dengan pakaiannya yang rapi pasti pulang kerumahnya lama. Bisa dua hari pergi atau bahkan seminggu baru pulang. Aku memang sangat dekat dengan ayahku. Padahal aku ini anak perempuannya yang bisa dibilang paling nakal dari empat saudaraku yang lainnya. Aku ini yang paling susah diomongi, paling sering kena marah, paling sering membantah, paling sering melawan, paling sering menuntut, paling sering memaksa, dan yang terakhir paling lama nangis atau bisa dibilang yang paling kuat lama nangisnya ketika kemauanku kadang tidak dituruti. Ibu? Ya aku dekat juga dengan ibu, tapi tidak sedekat aku dengan ayahku. Kalau ibu itu pelit, minta ini gak boleh itu gak boleh, pun kalau boleh harus benar-benar jelas alasannya kenapa mau dibelikan barang itu. Ah ribeet! Tapi kalau ayah tanpa harus menjelaskan panjang lebar, beliau langsung membelikannya untukku. Selain itu juga ayah jarang sekali marah-marah, bahkan hampir tidak pernah. Kalau aku melakukan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, beliau mempunyai cara tersendiri untuk memarahiku yaitu dengan cara berbicara padaku secara empat mata sebagai ayah dan anak. Cara ayah memarahiku sungguh membuat aku menyesal dan bahkan sampai aku menangis. Padahal beliau tidak memukul, tidak berkata kasar, tidak memaki, tapi beliau memberitahuku bahwa apa yang aku perbuat itu salah dengan caranya yang lembut dengan bahasanya yang mudah aku pahami ya layaknya bapak berbicara dengan anak usia 2 tahun. Itulah ayahku. Ah, aku masih sangat ingat apa yang telah aku perbuat saat itu terhadap ayahku ketika beliau mau berangkat kerja.
Sekarang sifat jelekku itu datang lagi diusiaku yang sudah bukan anak kecil lagi, sudah 21 tahun. Kalau sewaktu aku kecil aku merengek dan menangis kepada ayahku, sekarang aku merengek dan menangis kepada pacarku. Ya, aku merengek dan menangis ketika pacarku mau pergi dinas di luar kota salatiga. Tapi, sifat jelekku ini baru saja datang lagi. Ini kali pertama aku benar-benar merengek dan menangis ketika pacarku mau pergi dinas di luar kota. Padahal biasanya aku ditinggal kerja di luar kota sampai seminggu bahkan lebih ya biasa saja. Tidak ada acara merengek dan menangis bahkan tidak pernah ada kata "gak usah pergi sih mas atau jangan pergi sih mas" selama aku berpacaran dengannya dan ketika dia mau pergi dinas di luar kota. Malah justru aku mendukungnya, menyemangati, memberikan doa yang terbaik, perlengkapan nya aku siapkan seperti baju, mengingatkannya untuk mengecek lagi barang-barang apa yang mau dibawa untuk di list kembali, dan yang peling penting adalah aku selalu bilang "baik-baik disana, jaga kesehatan, mas pulang dari sana dalam keadaan sehat dan utuh itu udah lebih dari oleh-oleh". Tapi kali ini entah mengapa aku begitu cengengnya sampai tidak membolehkannya pergi kerja. Aku memeluknya dan aku menangis. Pacarku smapai heran, apa yang terjadi denganku? Ada apa denganku? Bukannya mendukung, menyemangati kok malah nangis. Aku juga tidak tahu kenapa. What's wrong with me? Hingga akhirnya penjelasan sedikit demi sedikit dari pacarku diutarakan kepadaku.
"may, kalau sikapmu seperti ini malah jadi beban buat aku. Aku itu kerja di luar kota bukan pergi tidak ada tujuan bukan pergi gak jelas arah. Aku diberi tugas untuk kerja di luar kota itu artinya aku diberi kepercayaan bahwa aku mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas itu. Banyak yang mau untuk kerja dinas di luar kota karena ya bisa sekalian refreshing keluar dari kantor selain itu juga bayaran pasti bertambah naik level, tapi ya itu sedikit kesempatannya. Nah kamu berarti harusnya bersyukur dan beruntung, kalau pacarmu ini diberi kepercayaan dan dianggap mampu untuk menjalankan tanggung jawabnya itu. Harusnya kamu mendukung. Bukan hanya mendukung tapi menuntut. Tuntut aku biar aku semakin giat kerjanya, semakin semangat kerjanya untuk cari rezeki cari uang. Kamu sebagai pacar harus menuntut lelakimu ini supaya lebih dan lebih  lagi. Kalau aku ndak kerja, mau beli beras pakai apa? Kalau aku gak kerja, gimana caranya aku bisa buat kamu bahagia? Katanya mau ganti sepedah yang lebih bagus yang mahal? Katanya mau ganti kamera yang lebih joss? Kamu minta apa saja aku kasih selagi aku mampu dan bisa untuk mewujudkannya dan aku akan berusaha untuk mewujudkan apa yang kamu mau. Mas cuma minta may buat dukung mas, kasih semangat ke mas. Tuntut mas untuk cari uang yang lebih banyak lagi, kalau mas sukses kan yang bahagia gak cuma mas sendiri tapi juga kamu. Jangan nangis lagi, tangismu itu jadi beban buat mas. Mas malah gak bisa fokus kerja kalau may sikapnya seperti ini. Ini semua mas lakuin karena ini memang kerjaan mas dan tanggung jawab mas yang harus mas kerjakan dan selesaikan dan juga karena kamu may. Mas sayang banget sama kamu, mas gak mau lihat kamu gak bahagia. Mas cuma mau ketika kamu minta sesuatu mas bisa mewujudkan itu dan mas selalu ada untuk kamu. Ini juga buat masa depan kita sayang. Doakan saja yang tebaik untuk mas, supaya pekerjaan mas lancar, mas bisa menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab mas, mas sehat, mas bisa pulang bawa rezeki yang melimpah" dan diakhir ungkapannya dia bilang dengan tertawa "apa sih yang gak buat maymunahku, semua tak kasih. Sebelum may minta mas kasih. Opo wae wes, tapi aku gak bakal ngasih beban pikiran dan beban hidupku ke may, bisa mumet nanti may".

Ya tuhan, betapa durhakanya aku sebagai anak terhadap ayahku sewaktu aku kecil dan betapa menjengkelkannya aku sebagai pacar saat ini yang merengek dan menangis menahan dua lelaki hebat ini pergi kerja yang tujuannya untuk membahagiakanku. Berarti rasa beban lah yang dirasakan oleh ayahku ketika aku merengek dan menangisinya kalau beliau mau pergi kerja, tapi beliau tidak memberitahuku. Mungkin dengan maksud agar aku tahu sendiri. Apa yang sudah aku lakukan tuhan? Aku menyesal sekali. Tapi ada baiknya juga sifat semasa aku kecil yang penuntut itu aku terapkan saat ini kepada pacarku. Tentu saja menuntut dalam hal positif dan masuk akal, realistis lah. Ya tuhan, terimakasih sudah menyadarkan aku lewat kejadian ini. Sekarang aku bener-bener sadar dan paham kalau yang dibutuhkan hanyalah semangat, doa, dan tuntutan. Jaga kekasihku tuhan, jaga juga ayahku. Mereka adalah orang-orang hebat yang sangat menyayangi aku. Mereka adalah orang-orang yang mau bertepuk tangan dipinggir lapangan. Mereka luar biasa baik dan tulus. Mas, terimakasih untuk pengertian yang mas beri untukku. Terimakasih sudah dengan sabar menjelaskan secara gamblang berbicara dengan lembut kepadaku tidak dengan marah-marah atau memukul, ya seperti ayah. May sayang mas dhanang.

Jumat, 19 Agustus 2016

Jatuh C.I.N.T.A (lagi)......

Aku tidak pernah tahu apa yang membuat aku bisa suka lalu jatuh cinta kepadanya. Aku tidak pernah tahu mengapa aku bisa menyayanginya. Sampai sekarang aku tidak pernah punya alasan mengapa aku bisa menjatuhkan pilihanku padanya. Jika saja ada yang bertanya mengapa aku bisa menjalin hubungan dengannya, lelaki yang jarak umurnya lumayan jauh denganku, lelaki yang sebelumnya tidak pernah aku kenal, lelaki yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan, lelaki yang sebelumnya hanya aku tahu lewat sosial media itupun aku tahu karena dia berteman dengan salah satu teman sosial mediaku juga, lelaki yang tidak pernah aku perbincangkan dengan teman-temanku dan tuhan? Aku akan menjawab, aku tidak punya alasan mengapa aku bisa jatuh cinta dan menjalin hubungan dengannya. Aneh, diluar dugaan, tidak disangka-sangka, dan berjalan dengan begitu lancarnya. Dari perkenalan yang singkat yang dimulai lewat obrolan waktu itu dan sampai saat ini obrolan itu masih berlanjut dengan status kita sudah berpacaran. Dia itu orangnya cuek, gak pedulian, dingin, dan ah ya ini aku terserah orang mau bilang apa. Itulah penilaianku terhadapnya saat aku belum tahu benar bagaimana sebenarnya sifat aslinya. Penasaran sih awalnya, saat aku lihat nama sosial medianya yang muncul dikronologiku karena namanya yang ditandai di salah satu foto teman yang berteman denganku di sosial media juga. Begitu aku klik aku lihat foto profilnya, anak kecil. Jujur, aku langsung berpikir oh sudah punya anak to, oh fotografer ternyata, oh terkenal ternyata. Ya sudah, begitu aku lihat foto profil sosial medianya itu aku tidak mencari tahu lebih dalam lagi tentangnya. Berlalu begitu saja dan pada saat itu aku sedang tidak berhubungan dengan siapa-siapa alias jomblo. Banyak sih yang nawarin diri untuk jadi pacarku hahaha tapi aku gak mau. Bukannya sombong, tapi entah mengapa saat itu aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan lelaki manapun. Mungkin aku ingin mengobati luka hatiku dulu dengan menyendiri. Ya, aku pernah jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan seseorang cukup lama. Tapi takdir berkata lain. Rasanya hancur, sakit, tapi tidak berdarah. Ah ya sudah lah ya..itu adalah pelajaran hidup yang amat sangat keras untukku. Move on.. Aku sudah ikhlas bahkan aku sudah sangat ikhlas, hingga hati dan hidupku saat ini kembali normal seperti sedia kala. Balik lagi deh ya, by the way aku tahu nama salah satu sosial media lelaki yang saat ini menjadi kekasihku itu sejak pertengahan tahun 2014. Hingga pada tahun 2015....sesuatu terjadi.
Waktu itu ditahun 2015 tempatku berkuliah mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di salah satu daerah di salatiga. Aku diajak pertamakali untuk bergabung dengan kegiatan ini oleh salah satu dosen di tempatku berkuliah dan dosen itu juga adalah temannya (lelaki yang saat ini menjadi kekasihku). Aku baru tahu kalau ternyata dia ini dosen juga di tempatku berkuliah. Aku baru tahu setelah aku ikut kegiatan pengabdian masyarakat waktu itu. Sebelum kegiatan ini berlangsung aku bersama tim  mengadakan simulasi kegiatan di kampus. Dari situ aku baru tahu kalau dia ini ternyata dosen. Setelah berbincang-bincang apa saja yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan ini, kami semua berangkat menuju tempat dimana kegiatan ini akan berlangsung. Meninjau tempatnya secara langsung. Aku sama sekali tidak tahu sejarah dibalik tempat yang akan kami layani. Saat itu aku sedang diam menikmati suasana dan sedikit berjalan-jalan mengelilingi tempat itu. Ketika aku sedang bengong dengan posisi berdiri di tempat itu ada lelaki yang menghampiriku lalu dengan tanpa basa-basi dia mengajakku ngobrol menceritakan sejarah berdirinya tempat yang akan kita layani saat itu. Berhubung aku ini orangnya friendly jadi ya nyambung aja gitu pas diajak dia ngobrol. Aku menanggapi obrolan kami pada saat itu dengan menganggukkan kepala dan bertanya-tanya lebih lagi tentang tempat itu. Ternyata dia memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mencetak sejarah bagi tempat itu. Ternyata yang lain lagi dia tidak seperti penilaianku sebelumnya, dia ternyata awesome. Singkat cerita, akhirnya kami melanjutkan obrolan kami hingga pindah tempat yang lebih iyup atau rindang. Karena kami pada saat itu ngobrol di tempat yang terbuka dan gak kerasa kalau matahari siang itu menyengat. Setelah kami mensurvei tempat kegiatan, kami langsung kembali ke kampus kami untuk mendata apa-apa saja yang diperlukan. Aku mendata bagianku yaitu barang-barang yang akan aku gunakan untuk penyuluhan karena aku kebagian tugas melakukan penyuluhan ke anak-anak sd mulai dari kelas 1-6. By the way aku melakukan penyuluhan itu sebagai seorang nutritionist ya bisa dibilang ahli gizi lah ya. Ciee.... Karena ini berhubungan dengan konsentrasi ilmu yang sedang aku ambil yaitu ilmu gizi. Sore itu, sebenarnya aku diajak untuk mensurvei kembali tempat yang akan kita layani. Tapi berhubung badanku sudah capek banget jadi ya aku gak ikut dan langsung balik ke kost.
Pas sampai dikost gak lama hp ku bunyi. Pas aku lihat ternyata ada undangan pertemanan di bbm dari dia. Aku sempat curiga sih, ada apa kok dia pakai acara invite pin bbm ku segala. Aku sih berpikirnya oh mungkin ada yang penting. Ya mungkin ini yang dinamakan modus hahaha. Setelah aku terima invitannya dia langsung bbm aku dengan kalimat "saya disuruh kris menanyakan barang-barang apa saja yang mau dibawa besok biar sekalian saya bawa pakai mobil sekarang makannya saya invite bbm mu". Hahahaha saya tertawa saat itu dikamar. Pikir deh, orang mas kris saja berteman denganku di bbm kan bisa mas kris bbm langsung ke aku. Ngapain pakai nyuruh si mas modus ini hahahahaha tapi itu tidak aku persoalkan. Ya sudah to aku balas saja bbm nya. Eh ternyata dari bbm'an itu kami semakin dekat satu sama lain dan semakin dekat lagi setelah kegiatan pengabdian masyarakat itu selesai dengan sangat baik. Hingga suatu hari dia mau pergi ke rs jenguk temennya, tapi dia gak ada yang nemenin. Ya sudah lah akhirnya aku menawarkan diri untuk menemaninya pergi ke rs waktu itu. Kami jalan dari jetis ke kampus buat cegat angkot menuju rs dkt. Nah disitulah semuanya terkuak. Itu momen yang gak pernah aku lupain, dimana dia genggam tanganku untuk pertama kalinya waktu mau nyebrang. Sumpah, rasanya deg-deg-deg-deg-deg hahahaaha keringet dingin. Malam sampai kost dia langsung bbm dan bilang ya mengungkapkan perasaannya cieeeee hahahaha. Bukan nembak atau bertanya kamu mau gak jadi pacarku. Bukaaan, bukan itu. Tapi dia lebih mengutarakan perasaannya kalau dia nyaman sama aku, dia yakin kalau pilihannya terhadapku adalah tepat, dia nyambung sama aku, dan bla..bla..bla.. Intinya adalah dia suka sama aku dan jatuh cinta padaku. Mau tahu balesanku apa? Aku bingung mau bales apa waktu itu. Jujur, aku nangis aku terharu. Aku nangis karena ternyata aku bisa jatuh cinta (lagi) dan yang bikin aku nangis adalah tuhan begitu baik karena mendekatkan aku pada lelaki yang sangat luar biasa tampan, tidak hanya tampan secara fisik, tapi juga tampan secara sikap, kelakuan, tutur kata dan kepribadian. Waktu itu aku cuma balas " iya mas, akupun merasakan hal yang sama. Mudah-mudahan hubungan ini berjalan langgeng ya". Ternyata tuhan memang memberkati hubungan kami dan sampai sekarang hubungan kami masih berlanjut sampai detik ini bahkan sampai nanti.
Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta (lagi). Sampai sekarang mulai yang panggilnya pak hingga berubah jadi sayang. Itulah yang namanya cinta gak ada yang tahu kapan datangnya. Kami semakin dekat, semakin akrab, semakin cerewet satu sama lain, semakin banyak hal-hal yang kami ceritakan mulai dari hal yang gak penting hingga hal yang penting dan sangat penting. Mulai dari cerita tentang diri sendiri, teman, sahabat hingga keluarga. Mulai yang dari awalnya malu-malu sekarang malah malu-malu'in. Cinta yang sesungguhnya akan datang tanpa perlu kita rencanakan. Terimakasih Dhanang Puspita kekasihku untuk semua cinta dan semua kasih sayang yang kamu berikan untukku. Aku sangat beruntung dan diberkati memiliki kekasih yang luar biasa tampan sepertimu. Tuhan selalu dan selalu memberkati hubungan ini hingga impian-impian kita terwujud yaitu berlabuh pada janji suci pernikahan yang kudus.
Masa lalumu adalah sepenuhnya milikmu, pun masa laluku adalah sepenuhnya milikku. Tapi masa depan adalah sepenuhnya milik kita.

Pernikahan Beda Gereja

                  Menikah bukanlah impian bagi semua orang. Tapi bisa menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita adalah ...