Selasa, 21 November 2017

SOMETIMES, I AM NOT A WONDER WOMAN ANYMORE.

Menjadi wanita yang perasaan memang tidak mudah. Begitu banyak hal yang dia pikirkan. Sampai-sampai dia juga memikirkan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan apabila dengan begitu semangat mencurahkan segala isi hatinya kepada orang yang dia percaya. Tidak segampang itu. Wanita yang memiliki perasaan lembut selalu memikirkan keadaan orang yang ingin dia ajak berbicara untuk mencurahkan segala isi hatinya. Apakah orang yang dia harap, dapat mendengarkan dengan tulus segala kebimbangan yang dia miliki? Apakah orang tersebut mau meluangkan waktunya dalam kesibukannya untuk menghubungimu barang sebentar saja dan menanyakan kabarmu, apakah kamu sedang tidak baik-baik saja? mengapa kamu bersedih? Apa yang membuatmu menangis?
Menjadi wanita yang memiliki perasaan lembut, selalu memikirkan keadaan orang yang selalu dia harapkan dapat menjadi teman cerita yang sangat baik. Tetapi semua harapannya mungkin hanya angan. Terlalu memikirkan keadaan orang lain, sampai-sampai dia tidak sadar bahwa dia sebenarnya tidak dipikirkan oleh orang yang dia harap. Melainkan ada hal lain yang lebih penting yang menjadi pokok pemikirannya. Bukan kamu. Ingat bukan kamu. Susah payah kamu memikirkan, bagaimana jika aku bercerita tentang kegelisahan hatiku ini, apakah dia mau mendengarkan? Ah, tidak usah. Aku tau dia juga lelah dengan segala pekerjaannya. Aku menyayanginya, aku tidak mau menambah beban hidupnya. Dia juga bilang, jika dia lelah. Sudahlah, lupakan saja. lanjutkanlah menangismu. Sampai kamu merasa sedikit lebih tenang.


Tapi sebenarnya kamu butuh bercerita kan? Hai wanita...! jangan sok kuat..! kamu bukan Wonder woman. Ada saatnya kamu menjadi Wonder woman, ada saatnya Wonder woman juga bisa rapuh dan lemah. Butuh pundak untuk sekedar meletakkan tanda kebesaran di kepalanya yang bernama “EGOIS”. Ya, kamu terlalu egois untuk terus menahan rasa lemahmu. Kamu terlalu egois untuk menahan rasa sakitmu. Bukankah hati dan kepalamu sudah penuh dengan kegalauan yang seharusnya bisa kamu bagikan dengan orang yang kamu percaya dan kamu sayang. Kamu butuh untuk didengarankan, kamu butuh untuk dikuatkan (lagi), kamu butuh untuk dibelai lembut. Kamu butuh itu semua. Jangan egois.

Kamu tahu, apa yang sebenarnya aku butuh?
Pelukan. 
I need your hug now. 
Tidak ada yang lain. 

Menangis tersedu-sedu sambil dipeluk dirimu, adalah obat yang paling ampuh untuk membuat aku tenang. Aku tahu, aku (tidak) bisa merengkuh ragaku sendiri. Tapi, rengkuhanmu yang aku butuhkan. Tidak ada yang lain. Itu saja. jika memang tidak bisa, berarti aku yang terlalu berharap untuk bisa didengarkan. Jika dia memang mencintaimu juga, dia tahu apa yang kamu butuhkan tanpa perlu kamu meminta.

Belajar menguatkan dan merengkuh dirimu sendiri lagi, lagi, dan lagi.

Aku tidak manja, aku hanya sedang berada pada kondisi dimana aku butuh untuk dikuatkan lagi. Jika aku sudah kuat, aku siap untuk tersenyum lagi.

Jumat, 17 November 2017

Minum Teh ala-ala Horang Kaya, Ndoro Donker pilihannya

Donker adalah orang belanda yang tinggal di daerah Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar sekitar tahun 1700-an. Masyarakat desa memanggil Donker dengan sebutan Ndoro. Ndoro dalam bahasa jawa memiliki arti Tuan (Tuan Donker). Menurut beberapa sumber yang ada, Tuan Donker adalah orang Belanda yang pertama kali menanam teh dan mengajarkan masyarakat desa Kemuning menanam teh. perkebunan teh yang dirintis oleh Ndoro Donker masih bertahan sampai saat ini.
Ada salah satu tempat yang dijadikan tempat ngeteh andalan di kaki gunung Lawu, mengambil nama dari Ndoro Donker. Tempat ngeteh itu adalah Rumah Teh Ndoro  Donker. Rumah ini didirikan oleh Donker tahun 1700-an dan digunakan sebagai tempat tinggalnya. Namun sejak tahun 2012, rumah ini dikelola menjadi tempat nongkrong dan ngeteh yang asik.
Rumah Teh Ndoro Donker tampak depan (dok.pribadi)

Rumah dengan nuansa serba putih, menjadikan Rumah Teh ini begitu cerah dan bersih. Ditambah dengan hawa sejuknya Bukit Kemuning menjadikan rumah teh ini tempat andalan para pengunjung untuk ngeteh cantik dan berfoto ria, karena ada begitu banyak sppot foto yang bisa dimanfaatkan. Ya..ala-ala instagramer kekinian gitu deh..!
Rumah Teh Ndoro Donker tampak samping (dok.pribadi)

Teh Dengan Berbagai Rasa, Warna, dan Harga
Bagi pecinta teh dan penikmat alam berhawa sejuk, jika ada kesempatan dan waktu, coba deh kunjungi Rumah Teh Ndoro Donker. Rumah teh ini menjual berbagai jenis teh, dengan warna, rasa dan harga yang berbeda. Mulai dari harga 10 ribu rupiah sampai dengan 100 ribu rupiah.
Berbagai jenis teh di Rumah Teh Ndoro Donker (dok.pribadi)


Spot foto unique kekinian ala Rumah Teh Ndoro Donker

Pengunjung yang hadir ditempat ini tidak hanya dimanjakan oleh hangatnya seduhan berbagai jenis teh dan hawa sejuknya. Tetapi, pengunjung juga bisa memanfaatkan spot foto yang ada di Rumah Teh Ndoro Donker. Biar bisa update Photo profile atau mempercantik feeds instagram.

Manis banget, bisa buat foto prewed nih hehe (dok.pribadi)


Ngeteh cantik yuk...(dok.pribadi)


Spot foto lain di bagian dalam rumah (dok.pribadi)


Bisa banget buat Private wedding (dok.pribadi)

Gimana gengs? Tempatnya Cozy banget kan? Saya saja betah lama-lama di sini. Ngeteh cantik dengan pemandangan hamparan kebun teh disekelilingnya plus hawa sejuknya. Ke sini bawa pacar, sahabat, atau keluarga bisa menambah sejuknya suasana. Alamat lengkap Rumah Teh Ndoro Donker ada di Jl. Afdeling Kemuning No.18 Karanganyar-Surakarta. Phone/Line/WA: 0813-9897-3058.
Background kebun teh (dok.pribadi)

Selasa, 14 November 2017

Satu Cerita di 2016

Menjadi anak perantauan itu tidak gampang. Harus kuat dan tahan banting. Harus mandiri. Harus bisa memeluk diri sendiri kalau kata mbak Elisabeth Murni si blogger kece ranselhitam.com.
Empat tahun kuliah di Salatiga, menjadi anak mandiri yang jauh dari pengawasan orangtua, tidak membuat saya bringas atau sak geleme dewe. Tapi justru saya dituntut untuk bisa mengatur waktu dan jadwal saya sehari-hari. Antara kuliah, main sama teman-teman, dan quality time sama pacar.

Minggu, 13 November 2016
Sudah 1 tahun yang lalu acara Donor Darah dan Buku di Mawar Camp, Gunung Ungaran Kab. Semarang berlalu. Ya, tepat 1 tahun yang lalu juga, saya dirawat di RST Dr. Asmir Salatiga selama kurang lebih 1 minggu. Sabtu,  12 November 2016 adalah hari yang paling melegakan buat saya dan teman-teman satu team karena PPL (Program Praktek Lapangan) yang harus kami jalani sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Gizi sudah selesai.

Betapa bahagianya hati ini, bebas lepas. Tidak perlu pusing lagi memikirkan laporan yang berlembar-lembar, tidak perlu buru-buru bangun subuh untuk siap-siap ke dapur rumah sakit tempat kami praktik. FYI saat itu saya dan teman-teman praktik di RSUD Ungaran,  Kab. Semarang. Teman-teman saya memutuskan untuk kost saja di Ungaran, hanya saya yang memberanikan diri melaju motoran pulang pergi dari Salatiga ke Ungaran selama kurang lebih 3 bulan masa PPL.

Bukan apa-apa sih, saya hanya malas saja harus pindahan membawa beberapa baju dan keperluan selama PPL ke kost baru, terutama printer. Tanpa printer PPL saya akan kacau balau. Maka dari itu saya lebih memilih melaju dari pada harus ribet pindahan. Shift pagi dan shift siang saya jalani. Strong woman sekaleeee..!
(Back to cerita awal ya...)

Hari minggu tanggal 13 tahun 2016 pagi, saya memutuskan untuk pergi ke acara Donor Darah dan Buku di Base Camp Mawar,  Ungaran. Selain itu juga saya mau meet up dengan teman saya asal Semarang yang sudah lama tidak berjumpa. Awalnya saya mau berangkat dengan kekasih saya, tapi dia ada kerjaan, jadi saya berangkat deh dengan teman kekasih saya mas Slamet Riyadi. Kita motoran masing-masing,  karena motor saya dan mas Slam sama-sama sudah tua jadi gak mungkin kuat untuk boncengan hahahaha.

Sesampainya di Base Camp Mawar,  saya langsung menemui teman saya mas Sengkrek founder Amuija Outdoor Semarang. Saya ngobrol dengan mas Sengkrek dan bertemu dengan teman lainnya juga dari komunitas Mawar Camp Rock N Roll Semarang. Mas Slam sudah jalan-jalan sendiri, katanya beliau mau liputan tentang sesuatu yang ada di Ungaran, tepatnya saya lupa tentang apa.

Tanpa menunggu waktu lama,  saya langsung daftar untuk donor darah. Tekanan darah saya normal, saya sangat sehat dan sangat bahagia. Setelah saya donor darah,  saya langsung jalan-jalan ke area Base Camp. Lari sana-sini. Sampai mas Sengkrek bilang "May, mbok kamu itu duduk anteng. Habis donor darah kok malah lari-lari".  Saya menanggapi peringatan mas Sengkrek dengan tertawa saja. Setelah puas bercengkrama dan foto-foto disana bersama mas Sengkrek dan mas Slam,  saya dan mas Slam memutuskan untuk pulang. Sudah mau hujan dan mendung banget.

Senin,  14 November 2017.
Pukul 03.00 dini hari,  saya merasa ada yang tidak beres dengan tubuh saya. Mata saya panas, napas saya panas,  dan saya merasakan pusing yang teramat sangat. Ah.. Damn! Saya demam. Saya pikir, mungkin karena terlalu lelah dan kurang istirahat. Setelah selesai PPL langsung donor darah di gunung. Saya tidak bisa tidur lagi, rasanya gak enak banget badan ini.

Pukul 07.00 pagi, ada pesan masuk di group BBM PPL Ungaran 2016, bahwa saya dan teman-teman harus ke rumah sakit untuk mengambil laporan PPL kami. Panas badan saya belum juga hilang malah semakin menjadi. Berangkatlah saya dan teman-teman, motoran. Saya tidak bilang jika saya sedang demam. Karena saya pikir, ini hanya demam biasa. Sesampainya di RS saya hanya duduk lemas diluar dan tidak ikut masuk kantor. Saya pikir "wah, sepertinya nambah parah ini demamku. Buat melek saja sudah ndak kuat". Akhirnya beres sudah urusan di rumah sakit lalu kami pulang.

Sesampainya di kost, berharap ada teman di kost ternyata kost lagi sepi dan ibu kost juga pergi. Maksud saya, bisa minta tolong untuk antar saya ke RST Dr. Asmir, tetapi Ternyata tidak bisa. Begitu masuk kamar, belum sempat sampai kasur saya sudah ambruk di lantai. Sempat merem beberapa menit dan saya merasa sudah tidak mampu lagi untuk membuka mata. Tapi disisi lain saya harus ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Lagi-lagi saya motoran sendiri,  mau tidak mau, bisa tidak bisa, harus.

Sampai di RST saya diperiksa oleh dokter dan diagnosa awal saya mengidap Vertigo. Teman-teman pembaca bisa search sendiri apa itu Vertigo. Akhirnya dokter memutuskan untuk opname dan check laboratorium darah. Hari ketiga di RST hasil laboratorium keluar dan ternyata saya positif Vertigo dan Typhus.

Dua penyakit ini,  sukses membuat berat badan saya turun 13 kilo. Awal masuk RST berat badan saya 55 kilo, keluar RST berat badan saya tinggal 42 kilo. Selain itu selama dirawat saya mendapat diet rendah garam dan rendah lemak. Makanan rasanya hambar di lidah saya. Karena sempat tekanan darah saya tinggi, jadi saya sempat diberi diet rendah lemak dan garam.

Selama seminggu opname saya merenung, apa yang membuat saya bisa kena Vertigo dan Thypus?  Ternyata, pola makan saya dan kebersihan makanan saya yang tidak saya jaga. Lalu, saya terlalu memforsir tubuh saya. Saya tahu tubuh saya sudah lelah, tapi saya menyangkalnya dan tetap beraktivitas seperti biasa bahkan sempat donor darah. Kurangnya oksigen yang masuk ke kepala saya dan saya kurang minum air putih yang menyebabkan saya merasakan pusing yang begitu hebat.

Makan tidak teratur karena terlalu asik dengan laporan. Makan sembarangan dan pedas. Saya pecinta makanan pedas. Nah, ini yang menyebabkan saya mengidap Thypus. Makan sembarangan, tidak teratur dan pedas. Ditambah saya tidak pernah olahraga selama saya PPL. Asupan oksigen untuk tubuh kurang dan makan sembarangan. Ya sudah, selamat..!

Dua penyakit ini sukses membuat saya kapok. Gak mau lagi ketemu sama dua penyakit ini atau penyakit lain. Sehat itu gampang dan mudah asal ada niat dan kesadaran kalau kita memang harus sehat. Kalau sudah terbaring lemah di rumah sakit, baru menyesal dan kapok. Ya, itu saya.

Buat teman-teman semua, jaga pola makan dan harus olahraga. Jaga kesehatanmu. Jangan makan sembarangan, bagi yang suka pedes tolong dikontrol dan jangan kalap. Kesehatanmu adalah masa depanmu. Belajar peka dan memahami kapasitas tubuhmu dan jangan ngeyel. Salam sehat dari saya.

Ini Rinduku dan Ini Janjiku

Pada kenyataannya,  rasa rindu yang kita miliki untuk orang yang kita cinta memang membuat kita sedikit gundah.
Pada kenyataannya laki-laki dan perempuan tidaklah jauh berbeda dalam hal menyikapi rasa rindu untuk orang yang dicintai.

Hanya saja,  laki-laki berusaha untuk lebih menggunakan logikanya ketimbang perasaannya.
Berbeda dengan kebanyakan wanita pada umumnya, yang lebih mengutamakan perasaan.

Tetapi jika kamu benar-benar tahu, laki-laki juga merasakan gundah ketika sedang merindukan wanita yang dia cinta.
Percayalah, sekuat apapun, sesangar apapun laki-lakimu, jika dihadapkan pada rasa rindu yang amat sangat, mereka juga bisa galau. Berharap untuk cepat bertemu dan memeluk hangat tubuhmu.

Mungkin sulit baginya untuk berkata "aku kangen kamu.. Aku rindu kamu".  Tapi, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam,  ada sejuta kata yang ingin dia ucapkan namun sulit untuk diungkapkan.

Satu hal yang harus kamu tau,
Ketika dia atau kamu paham apa yang kamu mau dan kamu rasa, secara fisik kamu dan dia jauh. Tapi, pada kenyataannya hatimu dan hatinya sangat dekat. Seperti hembusan nafas dan detak jantung yang selalu bersama.

Doakanlah dia,
Dia yang sedang berjuang untukmu,  karena kamu adalah masa depannya.

Tuhan akan mempertemukan,
Apa yang semestinya harus Dia pertemukan.

Tuhan akan mempersatukan,
Apa yang semestinya dipersatukan.

Sejauh apapun kakimu dan kakiku melangkah, kita akan sama-sama saling kembali untuk bertemu dan bersatu selamanya.


Pernikahan Beda Gereja

                  Menikah bukanlah impian bagi semua orang. Tapi bisa menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita adalah ...